Review OnePlus 5: Nggak Murah Lagi
Mayoritas orang setuju kalau OnePlus piawai menciptakan smartphone kencang dengan harga relatif murah. Tidak murah-murah amat memang, tapi jelas jauh di bawah harga flagship milik Samsung, HTC, LG, atau Sony. Namun image flagship murah yang selama ini melekat pada OnePlus seakan sirna seiring hadirnya OnePlus 5 yang dibanderol mulai Rp7,5 jutaan.
Kelebihan
Tipis dan compact. Kami termasuk yang tidak begitu impresif dengan desain yang dibawa OnePlus 5. Karena pada awalnya kami sudah terlanjur mengecap kalau OnePlus 5 terlalu “main aman” dan tidak mau repot dengan mengikuti desain iPhone 7 Plus. Terlepas dari desainnya yang mirip, tak bisa dimungkiri kalau OnePlus 5 adalah smartphone yang tipis dan compact. Ketika dibandingkan dengan iPhone 7 Plus, kami jamin Anda bakal lebih nyaman memegang OnePlus 5.
Dash Charge. Mayoritas smartphone kelas menengah ke atas yang lahir tahun 2017 ini sudah didukung teknologi pengisian baterai cepat. Tapi kalau diadu dengan Dash Charge milik OnePlus 5, kami yakin OnePlus 5 lah yang bakal jadi pemenang. Ya, Dash Charge memang lebih cepat ketimbang Quick Charge 3.0 milik Qualcomm yang banyak digunakan pada smartphone flagship 2017.
Sebagai gambaran, kami mengisinya dari keadaan kosong. Dalam durasi pengisian 15 menit saja, baterainya sudah di atas 30 persen. Pengisian 30 menit, baterainya sudah di atas 60 persen. Dan dalam waktu pas satu jam, setidaknya baterainya sudah terisi 90 persen. Sekadar info, proses pengisian ini kami lakukan saat smartphone dalam kondisi menyala (standby).
Super ngebut. Kalau boleh jujur, OnePlus 5 punya performa yang bisa melampaui Samsung Galaxy S8. Tentu ada banyak faktor yang menyebabkannya. Salah satunya adalah rangkaian hardware kelas atas. Dimulai dari chipset Snapdragon 835, RAM 6 atau 8 GB, serta storage dengan teknologi UFS 2.1.
Mulai dari waktu booting, loading aplikasi dan game, serta performa multitasking, OnePlus 5 sedikit lebih unggul. Selain hardware, performa ngebut yang dihasilkan oleh OnePlus 5 juga dipengaruhi sistem operasi yang masih terasa murni, tidak banyak bloatware, serta minim fitur yang tidak terpakai. Saat kami uji AnTuTu Benchmark, skor yang dihasilkan sekitar 179 ribu poin.
Kamera meningkat. Kalau mau upgrade dari OnePlus 3T ke OnePlus 5, maka sektor kamera bakal jadi yang paling terasa peningkatannya. Kemampuan kamera OnePlus 5 terasa lebih baik karena dirancang bersama dengan DxOMark serta punya dua modul kamera ala iPhone 7 Plus.
Singkatnya, kamera OnePlus 5 memiliki shutter speed yang sangat memuaskan. Siang atau malam, kecepatannya bakal terasa sama memuaskan. Ketika kami bandingkan dengan kamera iPhone 7 Plus, hasil jepretan OnePlus 5 selalu lebih cerah, bahkan lebih cerah dibanding kondisi asli. Jadi karakteristik kameranya agak mirip kamera Galaxy S8 yang dapat menyerap banyak cahaya.
Untuk memotret dengan mode portrait, kemampuannya juga tidak bisa diremehkan karena hasilnya sekelas dengan mode portrait milik iPhone 7 Plus. Bahkan untuk memotret portrait di malam hari, hasil jepretan OnePlus 5 lebih terang dan bersih dari iPhone 7 Plus. Foto di atas adalah salah satu contohnya.
Layar gonjreng. Ya, layar adalah salah satu alasan mengapa kami betah berlama-lama dengan OnePlus 5. Panel Optic AMOLED membuat tampilannya sangat kece saat menampilkan warna hitam. Sedangkan saat menampilkan warna lain juga tak kalah ciamik karena saturasinya sangat cerah seperti layar Samsung Galaxy S8.
Kekurangan
Tidak tahan air? Tidak jelas apakah OnePlus 5 masuk dalam jajaran smartphone tahan air atau tidak. Tapi yang jelas, tidak ada sertifikasi tahan air yang dibawanya. Jadi mari kita asumsikan kalau OnePlus 5 bukanlah smartphone tahan air. Memang, fitur satu ini tidak dibutuhkan oleh semua orang. Tapi karena smartphone ini dijual di atas Rp7 juta, maka fitur tahan air bakal terasa menarik. Apalagi pesaingnya seperti LG G6, iPhone 7, atau Samsung Galaxy S8 sudah tahan air.
Rekam video kurang maksimal. Sekilas seperti tidak ada yang kurang dari kamera OnePlus 5. Selain bisa hasilkan foto jernih, kamera utamanya juga bisa merekam video 4K 30 fps, Full HD 60 fps, dan HD 240 fps. Kualitas gambarnya memang tergolong baik. Tapi begitu kami coba merekam sambil berjalan cepat, EIS yang dimilikinya tidak dapat bekerja maksimal. Hasilnya video sangat shaky alias penuh guncangan.
Licin dan gampang kotor. Rasanya hampir mustahil untuk nyaman menggunakan OnePlus 5 tanpa casing. Pasalnya smartphone ini terasa sangat licin. Selain itu, baik untuk varian warna grey maupun black, bodi belakangnya bakal mudah kotor oleh jari yang berkeringat atau pun basah.
Tanpa headset. Ketika membeli smartphone Rp7 juta hingga Rp8 jutaan, tentunya kita berharap mendapat perintilan paket penjualan yang lengkap. Tapi nyatanya tidak demikian dengan OnePlus 5. Dalam paket penjualannya kami tidak menemukan adanya headset yang artinya kami harus membeli lagi dengan mengeluarkan dana tambahan.
Kesimpulan
OnePlus 5 adalah smartphone flagship termahal yang pernah diciptakan OnePlus. Seperti biasa, smartphone ini masih menjadikan spesifikasi sebagai daya tarik utamanya. Chipset Snapdragon 835, RAM hingga 8 GB, dan storage UFS 2.1 hingga 128 GB adalah jaminan performa super ngebut.
Namun selain spesifikasi, OnePlus 5 juga punya senjata lain yang tak kalah menarik, yaitu kamera. Kemampuannya tidak bisa diremehkan karena bisa disejajarkan dengan flagship sekelas Samsung Galaxy S8 dan iPhone 7 Plus. Adapun yang membedakannya dengan flagship lain yakni ketiadaan sertifikasi tahan air.
Video review