Review Axioo M5+: Hanya untuk Kalangan Terbatas

Kali ini dapur review DroidLime kedatangan tamu dari pabrikan asal Indonesia, yaitu Axioo M5+. Sekilas bentuknya memang sangat menggoda. Hal ini disebabkan desain unibody yang serupa desain iPhone 7. Namun apakah performanya juga cukup oke untuk sebuah smartphone lokal dengan range harga Rp1 jutaan?

Kelebihan

Mirip iPhone 7. Kalau biasanya desain menjiplak iPhone 7 disebut kekurangan, tidak demikian dengan Axioo M5+. Dengan harga Rp1 jutaan, kita sudah bisa mendapat smartphone yang mungkin bakal dikira iPhone 7. Desain mirip iPhone tentu lebih baik daripada desain standar khas smartphone Cina biasa.

Smartphone ini tersedia dalam tiga pilihan warna, yaitu Black Doff, Rose Gold, dan Gold. Jika dilihat dari belakang, adanya pilihan warna ini menjadi nilai jual Axioo M5+. Pada sisi depannya, Axioo menyematkan sebuah tombol yang berfungsi sebagai tombol back. Uniknya, tombol ini tidak dapat ditekan, melainkan hanya disentuh saja disertai efek getaran atau dikenal dengan konsep one button taptic operation.

Kamera lumayan. Smartphone ini dipersenjatai oleh kamera depan dan belakang dengan resolusi yang sama, yaitu 8 megapiksel. Memang shutter speed-nya terasa lambat. Butuh waktu sekitar 1-2 detik untuk menangkap suatu objek. Meskipun demikian, hasil yang dimilikinya lumayan. Ada pula beberapa fitur seperti Manual Exposure, Geo-tagging, Freeze Frame Display, Mirror Reflection, dan HDR yang menjadi daya jual utama kameranya.

Gaming casual masih oke. Skor 3D pada AnTuTu memang tidaklah tinggi. Namun, kombinasi CPU quad-core Spreadtrum, GPU Mali-400MP, serta RAM 1 GB ini masih dapat menyokong performa ketika bermain game seperti Clash Royale dan Dungeon Hunter 5. Tidak terasa ada gangguan lag yang berarti saat memainkan game tersebut. Ketika dalam kondisi idle, setidaknya ada 42 persen RAM yang masih tersisa.

Kekurangan

Layar kurang jernih. Layar berukuran 4,7 inci yang digunakan pada Axioo M5+ ini beresolusi 1.280 x 720 piksel. Jenis panel yang diusungnya pun sudah IPS. Namun, sayangnya layar ini masih terasa kurang optimal. Jumlah titik sentuh yang dapat dibaca oleh layar ini juga hanya dua titik saja.

Lubang charger terlalu dalam. Pertama kali melakukan charging, kami merasa bagian ujung pin (konektor) kabel charger bawaannya lebih panjang daripada charger umumnya. Awalnya kami mengira tidak masalah. Namun ketika charger aslinya lupa dibawa dan berniat untuk meminjam charger lain yang sama-sama menggunakan microUSB, ternyata daya tidak masuk karena kurang dalam. Oleh karena itu, Anda harus selalu membawa charger bawaannya.

Baterai boros. Dalam kondisi idle dan semua recent apps sudah dibersihkan pada jam 10 malam, indikator baterai berkapasitas 1.850 mAh ini menunjukkan angka 100 persen. Tanpa menjalankan aplikasi apapun dan dibiarkan standby, pada jam 6 pagi indikator baterai menunjukkan angka 84 persen.

Artinya sudah terjadi konsumsi daya 16 persen meski tidak digunakan untuk apapun secara aktif. Selain itu, untuk durasi pengisiannya membutuhkan waktu kurang lebih tiga jam dari kosong hingga penuh.

Belum 4G. Sangat-sangat disayangkan, untuk sebuah smartphone lokal Rp1 jutaan, Axioo M5+ memiliki dua slot SIM card yang sama-sama belum mendukung 4G. Jaringan tertingginya hanya mentok pada 3G saja. Smartphone ini mungkin tidak jadi masalah jika digunakan di kota kecil yang belum tersedia 4G. Tapi untuk penduduk kota besar, tidak adanya dukungan 4G tentu jadi hal yang mengganjal.

Kesimpulan

Untuk sebuah smartphone dengan harga Rp1.349.000, Axioo masih punya banyak tugas untuk membuat M5+ lebih menggoda. Sebenarnya desainnya sudah menarik, tapi tidak demikian dengan fitur-fiturnya.

Praktis smartphone ini hanya kami rekomendasikan hanya untuk kalangan terbatas, yakni mereka para pengguna pemula yang baru ingin menjajal OS Android di kampung yang belum mendapat sinyal 4G. Kalau dibandingkan merek asal Cina di kisaran harga yang sama, smartphone ini tentu bakal sulit bersaing.