Hands-on Xiaomi Black Shark
Bukan hanya sebagai produsen smartphone, Xiaomi sudah menjelma jadi perusahaan “palugada”, apa lu mau gua ada. Dari yang awalnya bikin smartphone, tablet, tas, lalu bikin perabotan rumah tangga, payung, sepeda, sampai akhirnya sekarang bikin smartphone spesial buat gaming. Memang benar-benar ajaib brand yang satu ini.
Harga menantang
Yap, kami paham, sudah banyak banget dari kalian yang tidak sabar request ke kami untuk mengulas Xiaomi Black Shark. Karena cukup susah dan butuh perjuangan buat mendapatkannya, akhirnya kami baru bisa mengulasnya sekarang.
Di beberapa e-commerce lokal mungkin sudah ada yang pajang Xiaomi Black Shark. Kisaran harganya antara Rp11 juta sampai Rp12,5 jutaan. Kalau unit yang kami beli ini harganya Rp12,5 juta untuk versi 8/128 (RAM 8 GB storage 128 GB) termasuk gamepad tambahan. Tapi kalau di Cina harga aslinya harusnya hanya Rp8 jutaan.
Karena ini adalah smartphone yang spesial, jadi wajar kalau ukuran boksnya lebih besar dari biasanya. Kalau dibandingkan boks Xiaomi Redmi Note 5, perbedaan ukurannya cukup mencolok. Selain lumayan besar, tongkrongan boksnya juga keren dengan warna hitam pekat.
Ada apa saja isinya? Begitu buka, kita langsung disambut selembar kartu yang berisi tulisan “You’re Gamer. Let’s Shark!” Terus isi boksnya yang lain ada SIM ejector, quick guide, casing bumper dan bonus screenguard tapi bukan yang tempered glass. Masih ada kotak lainnya. Isinya yaitu power adaptor, kabel data dan adapter jack audio.
Benar sekali! Si Black Shark ini tidak punya jack audio. Di sisi bawah ada port USB C dan sepasang grill. Tapi yang berfungsi jadi speaker adalah yang kanan. Ditambah satu speaker lainnya yang menyatu bareng earpiece, jadi total ada dua speaker stereo.
Desain gahar
Sebelum megang langsung, kami juga sempat lihat beberapa video soal Black Shark, baik yang luar maupun dalem negeri. Dari video tersebut kami menilai kalau Black Shark tidak terlalu istimewa, bentuknya seperti biasa-biasa aja. Tapi pas pegang langsung, ternyata desainnya keren tidak seperti yang kami kira.
Kalau dilihat dari depan memang lumayan standar. Layarnya 5,99 inci Full HD+ 18:9, ada lengkungan 2,5D, bezel atas bawah hitam dan di dagunya ada tombol Home sekaligus fingerprint. Sedangkan tombol back dan Recent App sayangnya tanpa backlight.
Tapi begitu lihat belakangnya, langsung terasa kerennya. Bahannya ini ternyata metal, bukan plastik. Terus dimodif ada lengkungan dan tonjolan seperti mobil sport gaul. Di bagian atas ada frame hitam yang isinya dual-camera plus LED flash. Terus juga ada satu tombol khusus, namanya Shark Key. Fungsinya untuk masuk mode gaming-nya.
Desainernya juga merancang keempat sudutnya tumpul mirip seperti Xiaomi Mi 6 agar handling-nya enak. Tidak seperti Razer Phone yang terasa menusuk tangan. Tapi sayangnya bagian belakang smartphone ini terasa sangat licin. Lalu kami pun mencoba memakai casing bumper-nya, ternyata tingkat kelicinannya jadi berkurang.
Performa maut
Selain bikin grip-nya jadi lebih enak, bumper-nya juga punya fungsi lain yang penting banget. Yaitu sebagai holder atau pegangan gamepad tambahannya. Wajib dicatat, gamepad eksternal ini dijual terpisah dan juga punya baterai built-in 340 mAh. Dan buat pakai pertama kali harus pairing dulu via Bluetooth.
Saat nge-game kita juga bisa swipe sensor fingerprint ke bawah untuk menampilkan opsi atau mode gaming-nya. Ada fungsi untuk mengoptimalkan RAM, memblokir telepon dan notifikasi masuk dan beragam fungsi lain.
Game apapun yang kita mainkan rasanya tidak bakal lag karena jeroannya yang paling kencang. Otaknya Snapdragon 845 2,8 GHz. RAM-nya 8 GB, storage 128 GB tapi tanpa slot microSD. Kalau mau yang lebih terjangkau bisa pilih varian RAM 6 GB dan storage 64 GB. Sementara kapasitas baterainya 4.000 mAh. Katanya smartphone ini juga sudah pake liquid cooling untuk sistem pendinginnya.
Kamera menjanjikan
Selain andal buat gaming, Black Shark kayaknya juga cukup menjanjikan buat yang doyan motret. Komposisi dual-camera-nya lensa primer 12 MP dan lensa sekunder 20 MP yang sama-sama punya aperture f/1.8. Pastinya juga bisa motret bokeh.
Nah buat kamera depannya, info di beberapa web bilang kalau resolusinya 20 MP f/2.2. Tapi pas diliat di AIDA64, resolusi yang ketulis adalah 5 MP. Kalau dilihat dari hasil fotonya, resolusinya memang 5 MP. Mana yang benar nanti akan kami bahas di video review-nya.
Oh ya sebelum lupa, kami mau infokan juga kalau Black Shark sudah pakai sistem operasi Android 8.0. Tapi UI-nya bukan MIUI. Namanya JoyUI dan masih versi pertama. Walaupun kalau dilihat sekilas mirip seperti MIUI milik Xiaomi.
Video hands-on