Hands-on Nokia 7 Plus

Nokia kembali meneruskan agresivitasnya. Lewat ajang Mobile World Congress 2018 Februari kemarin, Nokia memperkenalkan lima smartphone baru. Salah satu yang paling menarik sudah tiba di meja redaksi kami.

Android One yang mahal

Smartphone yang sedang kita bahas ini adalah Nokia 7 Plus. Smartphone ini masuk dalam jajaran Android One. Tapi sayangnya harganya sama sekali tidak murah, sekitar US$500 atau Rp6,5 juta.

Sebenarnya kami sendiri juga agak bingung mengapa Nokia 7 Plus bisa masuk keluarga Android One yang biasanya harganya terjangkau. Nah sedangkan si Nokia 7 Plus ini bukanlah smartphone murah.

Malah kalau kita bicara desain, Nokia 7 Plus adalah smartphone yang cakep dan solid. Lagi dan lagi, Nokia sukses menciptakan smartphone yang feel-nya premium. Dan tentunya bodinya juga kokoh.

Smartphone ini dibuat dari rangka aluminium 6000 series dan lapisan tembaga di pinggirannya. Finishing matte di bagian belakangnya dilapis bahan yang serupa keramik. Otomatis jadi terasa lembut, tidak licin dan juga tidak gampang kotor.

Terasa premium

Sebenarnya awalnya kami pesan Nokia 7 Plus yang warna putih. Tapi sayangnya belum ada barang. So, kami terpaksa beli yang warna hitam. Tapi ternyata variab hitam juga kelihatan menarik. Apalagi Nokia menerapkan aksen gold di beberapa bagian, jadi lebih unik.

Kalau dipegang sih, Nokia 7 Plus termasuk smartphone yang besar dibanding smartphone lain yang punya layar berponi. Karena rasio layarnya ini 18:9 dan masih ada bezel atas bawah, walaupun tidak terlalu tebal.

Ya kalau dilihat-lihat sih bagian depan Nokia 7 Plus lumayan mirip Google Pixel 2 XL. Keduanya sama-sama berlayar 6 inci 18:9, ada bezel cukup tipis dan tidak ada tombol fisik di dagu.

Kalau kita bandingkan dengan Huawei P20 Pro yang punya layar 6,1 inci berponi, dimensi bodi Nokia 7 Plus masih sedikit lebih besar. Oh ya, buat kalian yang masih suka mendengarkan musik pakai earphone, di smartphone ini masih ada jack audio. Sedangkan untuk port USB-nya sudah type C.

Flagship untuk semua

Nokia sendiri menyebut Nokia 7 Plus sebagai smartphone flagship untuk semua kalangan, tapi pakai tanda kutip. Kenapa begitu? Karena Nokia yakin feel pas dipakainya tidak jauh beda dari smartphone flagship pada umumnya.

Selain desain bodinya yang emang premium dan kuat, spesifikasinya di dalemnya juga lumayan bisa diajak ngibrit, walaupun bukan yang teratas. Otaknya yaitu Snapdragon 660 2,2 GHz terintegrasi Adreno 512 dan ditunjang RAM 4 GB, storage 64 GB, serta baterai 3.800 mAh.

Seperti yang kita tahu, performa komputasi Snapdragon 660 bisa disejajarkan dengan Snapdragon 820 atau 821. Terbukti dari skor benchmark AnTuTu-nya yang tembus 138 ribu poin. Cuma memang GPU-nya masih kalah kencang.

Di sektor fotografi, Nokia 7 Plus membawa setup dual-camera vertikal di tengah. Lensanya Carl Zeiss dan bingkai modulnya dipermanis dengan aksen warna gold. Bentuknya juga agak menonjol.

Konfigurasinya yaitu lensa 12 MP f/1.75 di atas dan 13 MP f/2.6 telephoto 2x zoom di bawah. Selain ada mode Live Bokeh yang menurut kami lebih oke dari Nokia 8, juga ada mode Pro dan Bothie dimana kita bisa pakai kamera depan dan belakang sekaligus. Buat yang doyan selfie, resolusi kamera depannya justru paling tinggi, yaitu 16 MP f/2.0 juga dengan lensa Carl Zeiss.

Bakal masuk resmi?

Mengusung logo Android One di belakang, sudah pasti Nokia 7 Plus membawa Android murni, alias tidak ada bloatware sama sekali. Jadi storage-nya tidak banyak terpakai dan juga performanya terasa lebih responsif. Untuk versi Android-nya sendiri ternyata masih 8.0

Tidak seperti beberapa smartphone Nokia lainnya yang sudah dijual resmi di Indonesia, untuk Nokia 7 Plus ini belum ada tanda-tanda kalau smartphone ini bakal masuk ke Indonesia. Buat kalian yang penasaran dan nunggu review-nya, kami akan buatkan untuk Anda.

Video review