Tinder Mulai Uji Coba Fitur Face to Face Video Chat di Indonesia

Tinder sedang menguji coba fitur Face to Face Video Chat. Nah! Salah satu wilayah atau negara yang berkesempatan untuk mencicipi fitur tersebut adalah Indonesia.

Kegiatan berkumpul seperti menonton konser atau ngopi bareng, telah berubah menjadi virtual di beberapa bulan belakangan ini. Hal ini membuat Tinder memikirkan cara bagaimana agar para pengguna Tinder tetap bisa berkenalan satu sama lain dengan lebih baik melalui in-app video.

Lalu, jika in-app video tersedia, apakah kencan di malam minggu seperti makan malam, nonton di bioskop, atau ngopi bersama masih akan dilakukan? Walaupun saat ini pertanyaan tersebut belum memiliki jawabannya, satu-satunya cara mengetahui hal tersebut adalah memberikan kesempatan kepada para pengguna Tinder untuk mencoba in-app video.

Nah! Mulai saat ini, Tinder memberikan kesempatan ke beberapa pengguna di Amerika Serikat, Brasil, Australia, Spanyol, Italia, Prancis, Peru, Chili, Vietnam, Korea, Taiwan, Thailand, termasuk Indonesia, untuk mencoba fitur Face to Face Video Chat yang terdapat di aplikasi Tinder.

Satu hal telah terpenuhi ketika fitur Face to Face Video Chat dikembangkan dan dibuat oleh tim Trust and Safety, yaitu mengenai keamanan untuk seluruh pengguna. Tinder memprioritaskan keamanan pengguna dalam segala hal yang dilakukannya.

Mengerti kekhawatiran para penggunanya ketika mereka bergabung di aplikasi Tinder, lalu berkenalan dan bertemu dengan orang baru. Mereka membutuhkan sebuah hal yang dapat dikendalikan sesuai dengan kenyamanan. Jadi, Tinder menciptakan fitur Face to Face Video Chat ini dengan mempertimbangkan beberapa hal.

“Saat ini, menghubungkan pengguna secara face-to-face menjadi hal yang penting. Fitur video chat kami memberikan cara baru kepada para pengguna untuk tetap dapat saling berkenalan melalui tatap muka di aplikasi Tinder walaupun mereka tidak berada di tempat yang sama,” ujar Rory Kozoll, Head of Trust and Safety Product at Tinder.

Ditambahkan oleh Rory Kozol, bahwa fitur ini memprioritaskan hak pengguna agar mereka tetap merasa nyaman ketika memutuskan untuk melangkah ke tahap lebih lanjut dari sekadar chat, jika dari masing-masing pengguna merasa waktunya sudah tepat.

Lalu, bagiamana Tinder merancang 1:1 video call dengan mem prioritaskan kontrol dan kenyamanan pengguna? Pertama, Tinder memberikan hak kendali kepada pengguna untuk melakukan video call. Tinder adalah yang pertama yang membuat aturan untuk hanya bisa mengobrol ketika mereka menyukai satu sama lain.

Fitur ini tersedia jika ada kesepakatan dari dua orang yang sudah match dan sudah terjadi komunikasi. Setelah mereka menemukan ketertarikan yang lebih lanjut dan sudah sepakat untuk melakukan Face to Face Video Call, silakan ketuk ikon video. Fitur ini pun tidak akan diaktifkan, sampai dari masing-masing individu mengaktifkan fitur tersebut.

Tak kalah menarik, fitur Face to Face Video Chat juga dapat dinonaktifkan kapan saja. Seperti saat mengaktifkan toggle video call, pengguna pun dapat keluar kapan saja. Jika pengguna sedang tidak ingin melakukan video chat hari ini, maka tidak masalah.

Selanjutnya, setelah Face to Face Video Call diaktifkan, semua pengguna harus setuju terhadap peraturan yang telah dibuat oleh Tinder, sehingga obrolan bisa dimulai dengan niat dan keinginan yang baik dan benar. Ya! Pengguna harus sopan, ramah dan tidak melibatkan anak dibawah umur 17 tahun alias tetap sesuai usia.

Fitur ini juga dikembangkan untuk bisa melihat langsung match pengguna. Tak seorang pun harus merasa terpojok saat ingin tahu lebih lanjut tentang match mereka. Percakapan bersifat dua arah, dan lebih baik jika para pengguna memutuskan bersama.

Setelah panggilan selesai, Tinder akan menampilkan layar pop-up untuk bertanya bagaimana pengalaman para pengguna ketika menggunakan fitur Face to face Video Call. Satu hal yang harus diketahui, setiap pengguna dapat mengirimkan laporan ke tim Tinder kapan saja setelah panggilan selesai.