Smartwatch Garmin Punya Fitur Body Battery, Apa Fungsinya?

Body Battery adalah cara sederhana pahami kondisi tubuh kita. Menariknya, beberapa smartwatch yang dipasarkan oleh Garmin di Indonesia telah dilengkapi fitur Body Battery.

Tubuh manusia pada dasarnya mempunyai sistem seperti ponsel pintar. Terdapat daya berupa baterai yang akan habis setelah digunakan, dan kembali terisi ketika kita mengisi ulang dayanya. Istilah baterai pada manusia ini disebut oleh Garmin sebagai Body Battery.

Hal ini dijelaskan lebih lanjut pada acara talk show virtual yang diselenggarakan oleh Garmin bertajuk “Manfaat Gawai di Era Pandemi”. Melalui acara ini, Garmin membahas cara kerja fitur Body Battery pada lini smartwatch-nya yang membantu masyarakat untuk memahami kondisi tubuh mereka.

Pada kesempatan tersebut, Country Manager Garmin Indonesia Rian Krisna menjelaskan fungsi Body Battery yang berkenaan dengan kekhawatiran akan situasi pandemi COVID-19. Faktanya, banyak masyarakat yang terkonfirmasi sebagai pasien OTG dan mengidap happy hypoxia.

 

“Terkadang orang menganggap dirinya fit lalu memforsir tubuhnya melakukan segala aktivitas, bahkan pekerjaan berat. Melalui fitur Body Battery, pengguna Garmin dapat lebih baik dalam mengenali tubuh sehingga kita bisa lebih bijak dalam merencanakan intensitas aktivitas harian kita serta menentukan kapan harus beristirahat,” jelas Rian.

Body Battery merupakan indikator jumlah energi atau daya yang dimiliki pengguna dengan menggabungkan data aktivitas, tingkat stres, masa pemulihan dan istirahat. Body Battery mempunyai kemampuan menginterpretasikan perubahan detak jantung untuk mengetahui hubungan antara saraf simpatetik dengan saraf parasimpatik.

Naik turunnya Body Battery manusia dipengaruhi banyak hal termasuk gaya hidup. Biasanya istirahat yang cukup dan kualitas tidur yang baik dapat mempertahankan bahkan meningkatkan Body Battery. Sedangkan jadwal kerja yang padat, intensitas olahraga yang tinggi, dan konsumsi alkohol yang berlebihan membuat Body Battery kita menurun.

“Setiap orang mempunyai jumlah energi yang berbeda setiap harinya, serta respon yang berbeda pula terhadap aktivitas yang sama. Misalnya kebiasaan baru (new normal) yang mengharuskan kita tetap berada di rumah,” ungkap dr. Grace Joselini Corlesa, MMRS., Sp.KO, Sports Medicine Specialist.

Ditambahkan oleh Grace bahwa kebiasaan baru di masa pandemi COVID-19 yang mengharuskan kita tetap berada di rumah untuk bagi sebagian orang hal itu menyenangkan. Namun, kebiasaan baru ini ada juga yang merasa stres karena mereka tidak bisa pergi kemana-mana.

Rian juga menyampaikan melacak Body Battery dapat membantu menjaga kesehatan dan meningkatkan performa pengguna. Ia juga menggarisbawahi bahwa smartwatch Garmin bukanlah alat medis, tetapi fitur Body Battery ini bisa menjadi indikator awal saat pengguna ingin berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui kesehatannya.

Pertama kali disematkan pada seri Garmin Vivosmart 4, saat ini sudah ada berbagai tipe Garmin yang memiliki fitur Body Battery, antara lain Garmin Forerunner 55, 45, 245, 745, and 945. Ada pula seri Vivoactive, yaitu Vivoactive 4 dan 4s dan seri lainnya, seperti Garmin Venu 2/Venu SQ, Garmin Instinct (Solar series), Garmin Approach S62, Garmin Fenix 6 series, dan Garmin Vivomove 3, dan Garmin Lily.

Harga yang ditawarkan sangat bervariasi, mulai dari Rp2.399.000. Selama bulan Oktober, pelanggan berkesempatan mendapatkan penawaran menarik untuk model-model yang memiliki fitur Body Battery ini, seperti potongan harga sebesar Rp1.300.000 untuk tipe Garmin Fenix 6X Series dan Rp800.000 untuk tipe Garmin Instinct Solar Series.

Promo menarik tersebut dapat diperoleh hanya di Garmin Brand Store yang tersebar di beberapa kota utama di Indonesia, seperti di Jakarta, Medan, Bandung, Jogjakarta dan Surabaya. Selain itu, produk Garmin tersebut juga tersedia di seluruh jaringan outlet Urban Republic dan beberapa outlet Erafone tertentu.