Artificial Intelligence atau yang sering kita sebut AI benar-benar telah menjadi sebuah teknologi yang berhasil mencuri perhatian banyak pabrikan smartphone. Salah satunya adalah Huawei yang begitu getol membenamkan teknologi ini ke dalam lini produk yang diperkenalkannya.
Meskipun tidak diuraikan lebih detail, smartphone unggulan terakhir yang diperkenalkan oleh Huawei, yakni P30 dan P30 Pro juga dijejali dengan teknologi AI. Ya! Terbilang wajar karena keduanya juga telah dibekali dengan chipset Kirin 980 yang juga diracik dengan serangkaian teknologi AI di dalamnya.
Tak hanya sampai di situ, Huawei juga sesumbar bahwa dukungan kamera yang ada di dalam P30 dan P30 Pro juga dilengkapi dengan AI. Sudah barang tentu, teknologi ini sengaja diselipkan agar dukungan kamera yang ada pada kedua smartphone tersebut mampu menciptakan foto yang lebih berkualitas.
Nah! Apakah Huawei hanya mengadalkan teknologi AI yang dikembangkannya hanya untuk industri smartphone? Rupanya tidak! Raksasa teknologi asal Negeri Tirai Bambu ini juga mendorong teknologi AI yang dimiliknya ke dalam industri kesehatan.
Ya! Huawei telah bergandengan tangan dengan IIS Aragon dan DIVE Medical untuk bersama-sama membuat Track AI. Ini adalah solusi yang ditenagai dengan AI dan dirancang untuk mendeteksi serta mendiagnosa tanda-tanda awal gangguan penglihatan pada anak-anak.
Seperti yang dilaporakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia alias WHO, diperkirakan ada 19 juta anak di dunia dengan gangguan penglihatan. Sebanyak 70 hingga 80 persen dapat dicegah atau disembuhkan. Dalam beberapa kasus, anak-anak ini tetap tidak terdiagnosis selama bertahun-tahun.
Tentu saja, ini mengahsilkan konsekuensi yang lebih serius dengan visi, perkembangan umum, peluang pendidikan dan sosial anak-anak tersebut. Beberapa jenis gangguan penglihatan yang kurang parah tetapi mudah dicegah saat ini memengaruhi 12,8 juta anak.
“Selama beberapa tahun terakhir, kami telah berkomitmen untuk mengembangkan alat yang akan menilai fungsi visual pada anak-anak muda. Ini bertujuan untuk mengidentifikasi mereka yang memiliki gangguan penglihatan,” kata Victoria Pueyo, Dokter Spesialis Mata Anak, DIVE Medical.
Ditambahkan oleh Pueyo. dengan adanya dukungan Huawei yang memberdayakan DIVE melalui AI, upaya tersebut tidak berjalan sia-sia. Tujuan selanjutnya adalah mengimplementasikan teknologi ini secara global dan dengan pendekatan multi-etnis untuk melayani setiap jenis gangguan penglihatan.
Untuk mendeteksi gangguan penglihatan, perangkat lunak DIVE berjalan pada Matebook E. Software ini akan memantau dan melacak pandangan masing-masing mata, sementara pasien mencari rangsangan yang dirancang untuk menguji berbagai aspek fungsi visual.
Nantinya, data yang berhasil dikumpulkan dari pola tatapan pasien kemudian diproses pada smartphone Huawei P30 menggunakan algoritma HiAI yang dikembangkan oleh Huawei. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi indikator potensial dari gangguan penglihatan.
Dengan smartphone P30, Huawei HiAI serta inisiatif Track AI tentunya ini bisa menciptakan perangkat yang lebih mudah digunakan, portable dan terjangkau. Dengan begitu, untuk mengidentifikasi masalah penglihatan pada anak-anak bisa dilakukan sesegera mungkin.
Pada akhirnya, tujuannya adalah untuk memberdayakan individu tanpa pelatihan guna membantu mengidentifikasi anak-anak yang mungkin memiliki gangguan penglihatan. Solusi ini akan membantu mereka mengakses perawatan lebih cepat.
Hal senada juga dijelaskan oleh Peter Gauden, Ahli Teknologi, Huawei. Ia mengatakan, “Di masa lalu, smartphone tidak cukup kuat untuk memproses algoritma berbasis AI yang kompleks. Komunikasi ke dan dari cloud membuat pemrosesan AI lambat dan tidak berguna tanpa jaringan.”
Ditambahkan oleh Gauden bahwa teknologi Track AI terbaru menggabungkan yang terbaik dalam pembelajaran mesin dan teknologi pemrosesan AI pada perangkat Huawei. Ini semakin nyata ketika terintegrasi dengan wawasan nyata dari IIS Aragon dan DIVE Medical.
Kini, Track AI pada smartphone bersifat portabel, tidak memerlukan WiFi dan data yang dihasilkan bisa di dapat secara real-time untuk mempercepat proses diagnosis. Kemampuan smartphone Huawei yang belum pernah terjadi sebelumnya memungkinkan Track AI untuk digunakan di seluruh dunia.
Uji coba awal akan segera mengarah ke adopsi yang lebih luas. Mengembangkan sistem berdasarkan AI memerlukan pengumpulan data dari ribuan anak-anak. Data saat ini sedang dikumpulkan oleh pusat-pusat penelitian dari pengujian di lima negara di 3 benua (Cina, Meksiko, UEA, Spanyol dan Inggris).
Baca juga
- ASUS Kembali Rilis Laptop Convertible Compact di Indonesia
- Huawei P30 Pro Jadi Raja Baru DxOMark
- Tiga Varian Huawei P30 Pro Resmi Dirilis, ini Harganya
Setelah seluruh data dikumpulkan, jaringan saraf akan dilatih dan perangkat prototipe akan diujicobakan akhir tahun ini dengan rencana untuk diluncurkan pada tahun 2020. Sudah jelas, pada akhirnya Track AI dapat membantu petugas layanan kesehatan mendiagnosis dan merawat kondisi mata sejak dini.
Bacaan menarik
- Beli yang Mana, vivo S1 Pro atau realme 5s?
- 6 Hal yang Patut Kalian Tahu Sebelum Beli ASUS ZenFone 6
- Punya SoC Sama, Pilih Redmi Note 8, realme 5 atau OPPO A9 2020?
- 1 Tahun di Indonesia, realme Gelontorkan 10 Seri Smartphone
- 10 Ponsel yang Punya Kamera Belakang Terbaik Versi DxOMark
- Rp3 Jutaan, Pilih Samsung Galaxy A30s, realme 5 Pro atau OPPO A9 2020?